Ini sebenarnya bisnis apa sih?
Pada akhirnya nanti kita akan melakukan suatu jenis transaksi yang lebih populer dengan sebutan futures trading, bila diterjemahkan bebas ke dalam bahasa Indonesia boleh lah disebut sebagai ‘perdagangan berjangka’. Bedanya dengan perdagangan ‘fisik’ ialah perdagangan ini tidak melibatkan barang dalam bentuk fisik sama sekali, tapi yang ditransaksikan dalam jenis bisnis ini adalah ‘kontrak’ berdasarkan nilai dari suatu aset/barang/komoditi yang ada di pasar fisik. Menarik bukan! Dan jika kita mau melihat lebih jeli, tingginya arus transaksi di pasar finansial membuat bisnis ini membuka lebar peluang keuntungan yang tak dapat dipandang sebelah mata.
Kurang mengerti? Jangan gusar tak perlu risau jika ternyata Anda adalah si anak bawang yang tak tahu apa-apa soal dunia trading atau bahkan mungkin kata ‘trading’ sendiri bagai sebuah benda asing yang melintas di depan mata. Segera buang semua keraguan tak mendasar tersebut, karena salah satu tujuan program edukasi ini adalah untuk memberikan pengetahuan bagi Anda yang masih hijau sekalipun!
Lewat edukasi ini kita akan sama-sama mempelajari lebih jauh mengenai peluang-peluang apa saja yang dapat kita manfaatkan secara optimal.
Apa yang saya butuhkan untuk memulai trading?
• Perangkat keras
Karena kita melakukan transaksi secara online, maka kita paling tidak harus memiliki komputer atau laptop/notebook yang terhubung dengan internet. Namun seiring dengan makin canggihnya teknologi, saat ini kita bisa bertransaksi melalui PDA ataupun smartphone yang kita miliki.
• Perangkat lunak
Yang dimaksud dengan perangkat lunak, yang pertama adalah software trading yang berbasis MetaTrader yang akan diinstal ke komputer/laptop/PDA Anda.
Tapi ada ‘perangkat lunak’ yang tak kalah pentingnya, yamitu pengetahuan dan keterampilan dalam bertransaksi dan melakukan analisa teknikal dan fundamental. Pengetahuan dan keterampilan itu bisa Anda dapatkan lewat modul edukasi ini. Ikuti saja terus hingga pembahasan trading strategy!
Oke, saya sudah siap. Tapi apakah saya benar-benar layak untuk menjadi trader?
Siapapun dan apapun latar pendidikan maupun pekerjaan Anda, bukanlah menjadi penghalang untuk menjadi seorang trader yang unggul. Karena pada dasarnya semua orang bisa menjadi trader. Ga percaya? yuk, kita intip faktanya.
Jika Anda adalah seorang mahasiswa, karyawan, ataupun ibu rumah tangga, maka tak ada salahnya jika tergelitik dalam benak munculnya keinginan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Sebagai mahasiswa, tentunya akan sangat menyenangkan jika kita bisa memiliki penghasilan sendiri tanpa harus merengek dan bergantung terus pada orangtua. Bagi karyawan, memiliki usaha sampingan jelas merupakan nilai tambah tersendiri. Terakhir untuk Anda para ibu rumah tangga, alangkah membanggakan apabila kita pun punya penghasilan sendiri tanpa harus terus meminta pada suami dan syukur-syukur bisa membantu perekonomian rumah tangga, makin disayang keluarga deh.
Jika Anda adalah seorang profesional atau mungkin pengusaha yang tengah menekuni bisnis Anda yang sedang berjalan, trading layak dijadikan bisnis ke-dua. Nanti Anda akan melihat di chapter khusus mengenai nilai plus dari bisnis trading ini.
Atau mungkin Anda sudah tak sabar ingin serius menjadi forex trader? Program edukasi ini bisa membantu Anda mempersiapkan diri secara pasti.
ikutilah langkah-langkah berikut, dan sangat disarankan agar anda mengikutinya tahap demi tahap.
Cara Mana Yang Anda Pilih?
Semua orang pasti membutuhkan uang tetapi cara memperolehnya berbeda-beda. Singkatnya, terdapat dua cara yang dapat kita tempuh untuk mendapatkan uang yaitu:
1. Kita bekerja untuk uang
Hal ini telah banyak dilakukan dan dijalani oleh kebanyakan orang-orang dengan bermacam tingkatan profesi. Presiden, pegawai, dokter, hingga kuli panggul. Tujuan dari semua macam kegiatan itu hanya satu yaitu mendapatkan bayaran atas pekerjaan yang kita lakukan.
Para eksekutif muda dan karyawan umumnya memiliki tingkat kesadaran menabung yang sangat tinggi, dan pertimbangan gaji adalah hal yang teramat penting. Memiliki gaji yang sesuai agar nantinya dapat digunakan sebagai tabungan dan membeli aset-aset tertentu untuk dijadikan usaha kembali adalah hal yang kerap terjadi di tengah pola pikir masyarakat kita.
2. Uang bekerja untuk Anda
“Uang bekerja untuk saya, bagaimana ceritanya, how come?”. Pernyataan tersebut akan segera patah karena selama ini banyak orang yang melakukannya dengan cara:
Uang bisa bekerja untuk kita paling tidak dengan dua cara:
• Kita menjadi pemilik bisnis di sektor riil, atau
• Kita memasuki pasar finansial (trading)
Di mulai dari situlah kita menjadi pimpinan sekaligus pemilik atas usaha yang kita rintis. Kita tidak lagi bekerja untuk orang lain karena dengan sendirinya kita dapat “menyuruh” uang kita untuk “bekerja” agar menghasilkan uang tambahan.
Menurut pandangan masyarakat pada umumnya, segala macam bentuk ‘penitipan’ atau ‘pengalihan’ dana ke instuisi atau asset tertentu adalah investasi. Penanaman modal di warung atau toko, biasanya juga disebut investasi.
Tapi sebenarnya ada perbedaan yang mencolok antara trading dengan investasi.
Mari kita sederhanakan dengan skema berikut ini:
INVESTASI:
TRADING:
Cukup sederhana bukan? Atau masih kurang jelas? Oke, mari kita lihat dua contoh berikut ini.
- Pak Syamsul membeli sebuah rumah seharga 300 juta rupiah, lalu ia menyewakan rumah tersebut dengan ongkos sewa 20 juta per tahun.
- Pak Sulaiman membeli sebuah rumah seharga 300 juta rupiah, lalu ia menjual rumah tersebut seharga 350 juta.
Kita lihat bahwa pak Syamsul dan pak Sulaiman sama-sama membeli sebuah rumah dengan harga yang sama. Keduanya pun sama-sama mendapatkan uang dari rumah yang mereka beli itu.
Bedanya, pak Syamsul mendapat uang dari menyewakan rumahnya. Dalam hal ini, Pak Syamsul mendapatkan uang dengan cara ‘memberdayakan’ aset miliknya, yaitu rumah. Dengan itu, ia mendapatkan uang sebesar 20 juta per tahun. Ia baru bisa ‘balik modal’ paling tidak dalam 15 tahun. Itu pun kalau selama 15 tahun itu selalu ada yang mengontrak rumahnya.
Pak Sulaiman rupanya berpikir lain. Ia tidak menyewakan rumahnya. Ia justru berniat untuk menjual saja rumahnya itu. Ketika ia berhasil menjual rumahnya seharga 350 juta (yang dibelinya seharga 300 juta), maka ia sudah mendapatkan keuntungan sebesar 50 juta. Berbeda dengan pak Syamsul, pak Sulaiman mendapatkan keuntungan berdasarkan selisih harga jual dan harga beli rumahnya.
Dari dua contoh di atas, pak Syamsul dikatakan melakukan investasi, sedangkan pak Sulaiman melakukan transaksi jual-beli (=trading).
Jadi, kesimpulannya adalah: trading itu berbeda dengan investasi biasa.
Mengapa Futures Trading?
Apa sih kelebihan futures trading ketimbang investasi biasa serta apa pula keunggulan dibandingkan bisnis riil? Ada beberapa nilai plus futures trading dibandingkan investasi:
1. Jangka waktu
Mari ingat kisah pak Syamsul dan pak Sulaiman yang sama-sama membeli rumah seharga 300 juta? Kita sudah hitung-hitung bahwa pak Syamsul baru akan ‘balik modal’ paling cepat dalam 15 tahun. Sedangkan pak Sulaiman? Bisa jadi selang tiga atau enam bulan setelah itu ia berhasil menjual rumahnya seharga 350 juta. Trading menawarkan jangka waktu yang relatif lebih singkat.
2. Likuiditas
Dalam dunia perdagangan berjangka, likuiditas yang dimaksud salah satunya adalah ketersediaan penjual dan pembeli. Kita bisa setiap saat melakukan transaksi. Likuiditas ini bisa sedemikian tingginya karena ternyata pasar finansial (terutama pasar uang) memiliki volume transaksi yang sangat besar (mengenai masalah ini, akan dibicarakan di pembahasan lebih lanjut). Kita tidak perlu menunggu lama untuk bisa mendapatkan penjual atau pembeli.
Di samping itu, kita bisa dengan mudah melakukan pencairan dana kapan saja tanpa harus dibatasi jangka waktu tertentu, dan tanpa penalty atau biaya tambahan lain.
3. Potensi keuntungan
Karena harga yang sangat fluktuatif, maka kita bisa meraih peluang keuntungan yang besar dan dalam waktu yang singkat pula. Bagaimana caranya? Sabar, kita akan membahasnya di pembahasan berikutnya.
4. Kemudahan bertransaksi
Saat ini, teknologi sudah sangat maju. Kita bisa melakukan transaksi dari mana saja dengan bantuan teknologi internet. Untuk melakukan trading, kita akan menggunakan suatu alat bantu yang dinamakan MetaTrader. Untuk mengetahui bagaimana cara menggunakannya, Anda bisa lihat di bagian tutorial platform.
5. Two ways opportunity
Apa artinya? Peluang dua arah? Ya, kita bisa memanfaatkan arah naik maupun turunnya harga untuk menciptakan peluang keuntungan. Topik ini akan kita bahas di chapter selanjutnya.
6. Leverage
Dengan adanya leverage, kita dimungkinkan untuk melakukan transaksi dengan modal yang jauh lebih murah daripada modal sesungguhnya. Topik mengenai leverage ini juga akan kita bahas di chapter selanjutnya.
Lalu bagaimana jika dibandingkan dengan sektor riil? Mari kita lihat tabel berikut:
Sektor Bisnis | Modal | Tempat Usaha | Fix Cost (gaji karyawan, maintenance,dll) |
Riil (properti, bengkel, toko, pabrik, dll) | Perlu, 100% dari modal sesungguhnya | Perlu | Ada |
Futures trading (perdagangan berjangka) | Perlu, mulai dari 0.25% dari modal sesungguhnya (ada leverage) | Tidak diperlukan tempat khusus | Tidak ada |
Dari segi bisnis, perdagangan berjangka ternyata ‘mengeliminasi’ beberapa instrumen yang harus diperhitungkan di bisnis sektor riil. Lebih hemat, bukan?
Two Ways Opportunity
Apa artinya? Peluang dua arah? Ya, benar.
Kita pasti paham yang namanya harga itu kalau tidak bergerak naik, pastilah merosot turun. Nah, di futures trading ada hal unik yang bisa kita maksimalkan mengenai kondisi harga tersebut karena didalam futures trading kita mengenal adanya peluang dua arah. Kurang lebih artinya adalah kita masih bisa memperoleh peluang keuntungan ke manapun arah harga bergerak. Intinya, bila harga naik kita bisa untung, harga turun pun kita tak perlu khawatir karena kita masih bisa untung. Sekarang kita bisa ucapkan selamat tinggal pada dewi fortuna.
Mungkin cara transaksi ini sedikit membingungkan Anda karena kita tidak membeli atau menjual barang secara fisik. Simple-nya, kita lihat ilustrasi sederhana berikut:
Bayangkan ada sebuah pensil. Harga pensil tersebut saat ini adalah Rp 1.000,-. Analisis Anda mengatakan bahwa harga pensil itu akan naik di pasaran. Jika Anda berpikir untuk berbisnis pensil, yang akan Anda lakukan adalah membeli pensil itu seharga Rp 1.000,-/batang, lalu menjualnya kembali di harga yang lebih tinggi agar Anda bisa untung bukan?
Tapi jika ternyata harga pensil tersebut turun karena ternyata tidak laku di pasaran, Anda akan mengalami kerugian.
Di futures trading, kita tidak perlu membeli pensilnya secara fisik. Yang perlu kita lakukan hanyalah melakukan “kontrak beli (BUY)”, di mana efeknya adalah Anda akan mendapatkan keuntungan dari setiap kenaikan harga pensil tersebut.
Kalau harganya turun bagaimana? Anda tinggal melakukan “kontrak jual (SELL)”, efeknya adalah Anda akan mendapatkan keuntungan dari setiap penurunan harga pensil tersebut!
Skema mekanisme transaksinya lebih kurang sebagai berikut:
Pertama, kita harus menentukan apakah kita akan melakukan ‘buy’ (beli) atau ‘sell’ (jual). Tentunya kita harus menganalisa dulu arah pergerakan harganya. Mengenai analisis, kita akan membicarakannya nanti di pembahasan mengenai analisis teknikal dan fundamental.
Jika kita mau melakukan ‘buy’ (BELI), maka kita ingin harga dari ‘asset’ yang kita transaksikan akan naik agar nanti kita bisa jual di harga yang lebih tinggi (lihat ilustrasi di atas, ketika harga naik). Selisih antara harga jual (sell) dan beli (buy) itulah yang menjadi keuntungan kita. Dalam bahasa para trader, kita disebut mengambil posisi “long”. Ingat: long artinya buy atau beli.
Jika kita melakukan ‘sell’ (JUAL), maka kita justru ingin agar harga bergerak turun agar kita bisa membelinya kembali di harga yang lebih rendah (lihat ilustrasi di atas, ketika harga turun). Selisih antara harga jual (sell) dan beli (buy) itulah yang menjadi keuntungan kita. Dalam isitlah trading, kita disebut mengambil posisi “short”. Ingat: short artinya sell atau jual.
Kalau begitu, meskipun harga naik ataupun turun, kita tetap bisa untung dong? Ya, selama prediksi kita benar.
Kalau prediksi kita salah? Maka kita akan mengalami kerugian. Itulah sebabnya nanti kita akan mempelajari tentang ‘manajemen resiko’ dan ‘trading plan’, yang sangat membantu kita untuk meminimalisir resiko dan mengoptimalkan keuntungan. Jangan khawatir, semuanya akan kita kupas tuntas.
Leverage
Leverage? Makhluk apa itu? Mungkin itu pertanyaan yang ada di benak Anda sekarang.
Pernahkah Anda melihat seseorang mengganti ban mobil yang kempes? Dia dengan mudah bisa mengangkat badan mobil dengan menggunakan sebuah dongkrak. Ketika ban mobil sudah terangkat dari permukaan tanah, dia tinggal mengganti ban yang kempes itu, habis perkara.
Bayangkan jika orang itu mengangkat mobil tanpa menggunakan dongkrak. Tenaga yang dibutuhkan pasti sangat besar dan benar-benar kurang kerjaan menurut saya, bahkan mungkin ia tak akan bisa mengangkat mobil itu. Tapi dengan menggunakan dongkrak, ia terlihat bisa melakukannya tanpa mengeluarkan tenaga yang berarti dan jelas sangat efektif.
Leverage ini, kira-kira cara kerjanya seperti tuas dongkrak. Dengan tenaga yang minimal, kita bisa melakukan kerja yang maksimal.
Dalam trading, leverage ini memperkecil modal yang harus kita keluarkan dalam melakukan transaksi dalam dunia forex, index, dan perdagangan berjangka lainnya . Contohnya, jika leverage yang ditetapkan adalah 1:400, maka untuk melakukan transaksi senilai $10,000, kita cukup membutuhkan modal sebesar $25 saja. Modal sebesar $25 inilah yang kemudian disebut dengan “margin”.
Mitos Seputar Investasi
Cukup banyak mitos menyesatkan seputar dunia investasi dan trading. Berikut ini adalah beberapa contohnya.
• Investasi cukup di sektor yang pasti untung
Ini adalah mitos yang paling menyesatkan umat manusia sepanjang sejarah, Ha..ha..ha..! Ada semacam hukum tak tertulis yang menyatakan bahwa tak ada bisnis/investasi manapun yang bebas dari resiko sekecil apapun kemungkinannya. Jualan pisang goreng juga ada resikonya lho, karena siapapun yang berbisnis lalu dagangannya tak laku jelas menanggung resiko merugi.
Dalam bisnis, yang ada hanyalah perbandingan antara potensi resiko dan potensi keuntungan. Bisnis yang baik adalah bisnis yang potensi keuntungannya sebanding dengan potensi resikonya. Dengan kata lain, semakin tinggi resiko suatu bisnis, maka peluang keuntungan yang ditawarkannya harus semakin besar pula, seperti halnya dalam trading. Kita tidak bisa menghilangkan resiko, yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir resiko. Bagaimana caranya? Tenang saja, bahasan tentang risk management juga kami siapkan.
• Trading itu sulit
Ini adalah komentar dari orang yang malas belajar. Semua hal akan menjadi sulit layaknya bukit terjal nan curam kalau kita tidak mengerti caranya. Kita tidak perlu menjadi sejenius Einstein untuk bisa mengerti cara trading yang baik. Faktanya, banyak sekali pemula dalam dunia trading (dengan latar belakang yang berbeda-beda) yang bisa dengan cepat mengerti dasar-dasar trading yang baik, karena mereka selalu ingin belajar dan belajar terus. Kabar baiknya adalah, modul edukasi ini lahir guna membantu Anda atau siapapun juga yang ingin mempelajari prinsip dasar trading as simple as riding a bike. Yup! Karena begitu kita sudah paham prinsip bersepeda, lepas tangan dari handlebar (stang) jelas sangat mudah.
• Tak mungkin bisa untung lewat trading
Ups... pesimis sekali? Mari kita berlogika sedikit. Mana mungkin trading bisa mengalami booming seperti sekarang ini kalau memang tak mungkin bisa untung dari trading? Malah banyak fakta bahwa trading itu bisa membawa profit yang luar biasa.
• Trading itu sama dengan judi (gambling)
Anggapan ini pun tidak tepat. Kebanyakan orang mengira bahwa trading itu sama dengan judi (gambling) karena unsur ketidakpastian dalam keuntungannya. Tapi kalau kita dalami lagi, bukankah tidak ada bisnis yang pasti untung juga? Siapa yang bisa menjamin kalau harga BBM akan naik atau turun terus? Seandainya Anda dagang pisang goreng pun, siapa yang bisa menjamin 100% kalau dagangan Anda pasti untung? Lalu pernahkah Anda mendengar orang mengatakan bahwa dagang pisang goreng itu adalah judi?
Kita bisa melihat perbedaan mencolok antara kedua hal tersebut, trading adalah salah satu bentuk bisnis. Ada banyak perbedaan antara bisnis dengan gambling, salah satunya adalah cara melakukan analisis dan cara mengatur tingkat resikonya. Bisnis itu ada ilmunya. Kita pelajari dulu hingga paham, baru kita ambil sebuah keputusan: jual atau beli, di harga berapa, batasan resikonya sampai mana, potensi keuntungannya seberapa besar, sebanding atau tidak dengan resikonya, dan lain-lain. Amati dulu segala sesuatunya baru tentukan langkah berikutnya,
• Trading itu mahal
Tidak juga sebenarnya. Mahal atau murah itu relatif, tergantung pada terhadap apa kita membandingkannya. Mari kita lihat lagi perbandingan antara trading dan bisnis di sektor riil yang kita bahas sebelum ini. Di situ terlihat jelas bahwa trading membutuhkan modal yang lebih kecil daripada bisnis biasa. Apalagi, di MySmartFx Anda bisa bertransaksi dengan mini account yang modalnya relatif kecil.
Melakukan Transaksi
Dalam melakukan transaksi BUY atau SELL, kita akan menggunakan software trading online yang disebut dengan MySmart Trader. Klik di sini untuk mendownload. Untuk panduan penggunaannya, klik di sini.
Ada dua cara untuk mengeksekusi transaksi kita.
Yang pertama disebut dengan “instant execution”, artinya kita melakukan transaksi pada harga pasar saat itu juga. Misalnya, harga GBP/USD sekarang adalah 1.63000/1.63020. Jika kita melakukan BUY pada saat ini juga, maka kita dikatakan melakukan instant execution.
Cara yang kedua disebut dengan “pending order”. Cara ini memungkinkan kita untuk tetap bisa melakukan transaksi di harga yang kita perkirakan nanti akan tercapai.
Ada dua kategori pending order:
1. Stop order
Stop order pun dibagi menjadi dua:
- Buy Stop, yaitu melakukan “order” untuk BUY di ATAS harga sekarang.
Contoh: harga sekarang adalah 1.63000. Kita memprediksi harga akan naik, tapi kita tidak mau BUY di harga sekarang. Misalnya kita baru yakin harga akan naik terus jika nanti ia sudah berada di atas 1.63200. untuk itu kita bisa melakukan order Buy Stop yang kita tempatkan di level 1.63200.
Jika nanti ternyata harga menyentuh 1.63200 (harga ASK), maka order kita akan “done” (tereksekusi), dan otomatis kita akan memiliki posisi terbuka BUY di harga 1.63200.
- Sell Stop, yaitu melakukan “order” untuk SELL di BAWAH harga sekarang.
Contoh: harga sekarang adalah 1.63000. Kita memprediksi harga akan turun, tapi kita tidak mau SELL di harga sekarang. Misalnya kita baru yakin harga akan turun terus jika nanti ia sudah berada di bawah 1.62800. Untuk itu kita bisa melakukan order Sell Stop yang kita tempatkan di level 1.62800.
Jika nanti ternyata harga menyentuh 1.6280 (harga BID), maka order kita akan “done” (tereksekusi), dan otomatis kita akan memiliki posisi terbuka SELL di harga 1.6280.
2. Limit Order
Limit order juga dibagi menjadi dua:
- Buy Limit, yaitu melakukan “order” untuk BUY di BAWAH harga sekarang.
Contoh: harga sekarang adalah 1.63000. Kita memprediksi harga akan naik, tapi kita tidak mau BUY di harga sekarang. Misalnya kita yakin harga akan naik terus jika nanti ia turun dulu ke 1.62800. Untuk itu kita bisa melakukan order Buy Limit yang kita tempatkan di level 1.62800.
Jika nanti ternyata harga menyentuh 1.62800 (harga ASK), maka order kita akan “done” (tereksekusi), dan otomatis kita akan memiliki posisi terbuka BUY di harga 1.62800.
- Sell Limit, yaitu melakukan “order” untuk SELL di ATAS harga sekarang.
Contoh: harga sekarang adalah 1.6300. Kita memprediksi harga akan turun, tapi kita tidak mau SELL di harga sekarang. Misalnya kita yakin harga akan naik dulu ke 1.6320. Untuk itu kita bisa melakukan order Sell Limit yang kita tempatkan di level 1.6320.
Jika nanti ternyata harga menyentuh 1.6320 (harga BID), maka order kita akan “done” (tereksekusi), dan otomatis kita akan memiliki posisi terbuka SELL di harga 1.6320.
(sumber mysmartfx)
Tim edukasi
Nugrahari Bowo Budhono ,SE
e-mail : nugraharibowo@yahoo.com
mobile: 0821 3598 8999
No comments:
Post a Comment